SEJARAH
487
0
Sejak ratusan tahun kebelakang konon disebuah Dusun yang ditumbuhi pohon Muncang hutan, terletak diatas pasir/perbukitan yang dihuni oleh beberapa gelintir manusia saja yang ditokohi oleh Embah Alip, pendatang daridaerah Cijati yang dengan jelas kekuatan segala sesuatunya pun ada pada seorang pimpinan tersebut, maka setelahnya beliau wafat maka darikeluarga-keluarga tersebut kedatangan seorang tamu yang dianggap mampu dan berwibawa yang namanya Bapak Badot, waktu itupulalah mengadakan babak-babak daerah tersebut dinamai Dusun Pasirmuncang, yang diartikan dari Dusun adalah Perkampungan, Pasir adalah Perbukitan dan Muncang adalah karena dibukit tersebut ditanami pohon Muncang yang sampai kini masih ada di Blok Pasirmuncang.
Beliau selain dijuluki Pimpinan Dusun, dijuluki pula sebagai Bapak Ngabei, seberhentinya beliau maka mengadakan pemilihan lagi dengan sistim Seret atau Pengelompokan, dimana yang banyak disitulah yang menjadi Pemenang, pada waktu itulah pendatanglah yang menjadi Pemenang yaitu Embah Pajar, yang berasal dari daerah Bandung yang pergi berkelana ke daerah Jatipamor dan Singgah di Pasirmuncang, dengan dasar beristri yang melahirkan keturunan sebanyak 12 orang. Setelah rumpun keluarga makin banyak dan penduduk bertambah maka daerah semakin sempit, beliau dengan semangat Kepemimpinannya yang tinggi secara gotong royong pergi bersama membabat hutan Jati yang terletak disebelah Utara daerah tersebut menyebrangi kali Cijurey yang dinamai Hutan Karawitan , belum juga tuntas penebangan maka wafatlah beliau dan pimpinan diambil alih oleh Embah Ebon, dan Embah Ebonlah yang meneruskan perjuangan tersebut sampai beres dan dipindahkan dari daerah tersebut ke daerah yang baru sekaligus dengan nama pemerintahan yang tadi yaitu Pasirmuncang, padahal daerah yang baru diduduki tersebut bukan aslinya nama Pasirmuncang tapi Pajaten, yang asalnya dari Pajatian disesuaikan dengan nama tempat hutan tersebut.
Apa dasarnya beliau memindahkan daerah tersebut ke daerah baru mengingat hubungan dengan daerah luar cukup strategis apa sebabnya beliau tidak mau menghilangkan nama aslinya tadi karena takut nama tersebut hilang dari kenangan jadi kesimpulannya bahwa Desa Pasirmuncang adanya di Pajaten/ Pajatian.
Setelah usia lanjut dan penduduk penuh kedamaian tiba-tiba beliau mengundurkan diri dari jabatan tersebut dan memberikan kepada generasi penerus untuk melanjutkan perjuangannya, namun mengingat adanya calon dua maka calon yang dipilihkan yaitu Bapak Wangsasentana dan Bapak Sanjani , pemilihan tersebut dimenangkan oleh Bapak Wangsasentana , karena Oposisi dari yang tidak menang maka Pimpinan jatuh lagi ketangan Sanjani demikian pula Sanjani Pemerintahannya tidak lama dipimpin karena saling menggulingkan., karena saling menggulingkan tidaklah aman dan timbul gagasan dari para Tokoh untuk mendatangkan Pimpinan baru yang dianggap dapat melerai permusuhan tersebut yang kemudian datanglah Bapak Indrawohjurit dari Munjul, maka damailah kembali daerah tersebut.
Pemerintahan Beliau selama 40 Tahun lebih yang mendapatkan bintang penghargaan dari Pemerintahan Belanda yaitu Ratu Wihelmina.
Beliau seorang muslim dan patuh aktip dalam Pemerintahan, beliau pergi menunikan Ibadah Haji dan Pemerintahan dijabat leh Kapala Keamanan Desa yaitu Bapak Aminta selama 2 tahun s/d tahun 1941.
Pada tahun1942 diadakan pemilihan Kepala Desa dengan sedikit modern dengan Sistim Bumbung atau Biting yang dimenangkanoleh Bapak Sukarta ( Kuwu Jableh ), pada tahun 1947 timbul perang Revolusi Fisik masyarakat dan Pimpinan Desa lari ke Hutan dengan ikut Bergerilya, maka Pemerintahan kacau, Belanda segera membentuk Kepala Desa Darurat yang diangkat adalah Bapak Sukanta karena melihat dari Fisiknya beliau itu kecil maka dijuluki Bapak Kerenel, memerintah sampai dengan tahun 1949.
Perang Fisik reda, Belanda bertekuk lutut maka sejak tahun1949 mengadakan pilihan Kepala Desa lagi yang dimenangkan Bapak S. Karwinta sebagai Pimpinan s/d 1962, dengan dalih sudah Cape maka beliau berhenti dan dijabat oleh Jurutulis Desa yaitu Bapak Enu selama 2 tahun s/d tahun 1964, mengingat salah kekosongan yang perlu diisi maka diadakan pilihan Kepala Desa lagi yang dimenangkan oleh Bapak Marta , mengingat salan melangkah beliau tidak lama memerintah hanya 3 bulan saja, maka segara mengadakan Pemilihan Kepala Desa Lagi yang dimenangkan oleh Bapak Salikam s/d tahun 1968 karena kemampuan terbatas beliau mengundurkan diri dari Kepala Desa dan langsung di gantikan oleh Jurutulis Desa yaitu Bapak Tarya s/d tahun 1969.
Sejak tahun 1969 diadakan lagi pilihan Kepala Desa yang dimenangkanoleh Bapak Kuswaha asal Pensiunan Dinas Penerangan Kabupaten Majalengka sesuai dengan pengembangan bakatnya maka Desa Pasirmuncang sedikit meningkat dalam Administrasi, beliau menjabat selama 10 tahun sesuai dengan peraturan bahwa Kepala Desa 8 tahun maka beliau terkena peremajaan berakhirlah tahun 1979,, maka dijabat oleh Jurutulis Desa yaitu Bapak E. Subarta.
Pada tanggal 3 Juli 1980 pimpinan jatuh kepada Bapak Awang Caswa asal mula pensiunan ABRI, yang hasil mutlak menang pilihan, dengan penuh Dedikasi beliau semangat membangun Desa yang dibantu oleh Tokoh Ulama dan Cerdik Cendikiawan, maka meningkatlah Pembangunan Desa Pasirmuncang.
- KEADAAN UMUM DESA PASIRMUNCANG :
Desa Pasirmuncang termasuk salah satu desa dibagian Barat Kabupaten DT . II Majalengka, berbatasan dengan Kabupaten DT II Sumedang.
Luas wilayah Desa Pasirmuncang 346,872 Ha kebanyakan terdiri dari tanah darat berpasir dan disebelahnya selatan dikelilingi perbukitan, dengan jumlah penduduk 3017 jiwa, kebanyakan mata pencaharian penduduk sebagai petani dan buruh lainnya.
Desa pasirmuncang seperti halnya dengan Desa-Desa lainnya mempunyai latar belakang sejarah atau asal-usul Desa Pasirmuncang.
- ASAL-USUL / NAMA-NAMA TEMPAT TERKENAL :
Berdasarkan hasil penelitian yang memakan waktu yang cukup lama untuk mengumpilkan data-data atau hal-hal yangb kiranya berguna bagi penyusunan Sejarah Asal-usul Desa Pasirmuncang.
Beberapa Tokoh, pmuka Masyarakat telah dihubungi dan melakukan penelitian yang melahirkan beberapa data yang Otentik yang hasilnya bisa dipertanggung jawabkan.
Disuatu tempat, di perbukitan yang agak tinggi yang sekarang menjadi Dusun Pasirmuncang Tonggoh yang letaknya disebelah Selatan Pusat Pemerintahan Desa ada pemukiman Masyarakat yang terdiri hanya beberapa orang saja dengan Kokolot/Sesepuh yang dianggap Tokoh yaitu Embah Alip sebagai Pimpinan Wilayah tersebut. Di tempat tersebut masih dalam keadaan Rimba belantara dan banyak pohon-pohon yang lebat dan tinggi-tinggi, tapi diantara pohon yang paling tinggi dan aneh adalah Pohon Muncang ( Istilah Sunda ) termasuk pohon Muncang hutan yang tidak enak dimakan.
Maka sampai sekarang daerah tersebut dinamakan Pasirmuncang , tempat masyarakat berkumpul untuk mengadakan Musyawarah,disuatu tempat dekat pusat Pemerintahannya, sampai sekarang disebut Sirah Dayeuh ( Pusat Berkumpul untuk Musyawarah ).. Menurut cerita didalam bangunan Keramat Sirah Dayeuh dikuburkan Perkakas Keramat berupa Keris, Pisau dan Lain-lain.
Kegemaran Masyarakat waktu itu adalah Adu Kekuatan baik kekuatan lahir maupun kekuatan bathin dan pada itu masih berlaku hukum rimba.
Tempat Adu Kekuatan atau Kontes Tontonan terutama Tarian bersifat Bela Diri yang disebut Pencak Silat yang lokasinya dilapangan yang agak luas dan datar yang sekarang oleh generasi penerus nya waktu itu disebut TariKolot , letaknya sebelah selatah tempat Pemukiman, kira-kira 1 Km dari Sirah Dayeuh, sekarang Dusun Pasirmuncang Tonggoh. Sebelah selatan lagi dari daerah TariKolot terletak suatu daerah ata wilayah yang paling tinggi disebut Gajah Barong. Pada waktu para pendatang baru dari daerah Timur wilayah terlsebut kegemerannya adalah mencari ikan di sungai Cilutung engan cara begerombol pada malam hari sambil membawa penerangan Obor, sepintas kilas Obor tersebut dilihat dari kejauhan bagaikan pesta Obor dengan cahaya Obornya begitu marong ( Sunda )/bercahaya, masyarakat setmpat menyebutnya kepada mereka Penjajah Marong, sampai sekarang tempat tersebut disebut Gajah Barong.
Bantaromas adalah suatu tempat dipinggir kali Cilutung yang disebut G i g i l i / Babantar tempat yang sangat baik untuk istirahat bagi para Petani, para Pencari Ikan dan para Buruh lainnya, kalu pada waktu ramainya orang istirahat disana sampai puluhan orang, karena indahnya maka babantr bagaikan Emas, mereka menyebutnya nama Bantaromas..
Ketika para pencari Ikan sudah mendapatkan hasilnya, baik itu usaha lain, baik pada malam hari maupun siang hari mereka membawa ke suatu tempat yang agak terlindung atau tempat sepi dan dinggap aman beristirahat ditempat itu sambil membuat kukumbung atau lingkungan sambil membagikan hasil usahaynya yang didapat terutama ikan-ikan tadi, hasilnya mereka dijual ketempat lain dengan hasil penawarannya itu Lauk Kukumbung, yang sampai sekarang tempat tersebut abadi jadi diberi nama Lukumbung.
Karena penduduk makin kesini makin bertambah adapun lahan yang ditempati pemukiman kurang memungkinkan, maka dilakukan musyawqarah yang dipimpin oleh Embah Alipagar segera mencari tempat baru yang dianggap strategis sebagai pusat Pemerintahan, atas usul dan saran serta pendapat mereka, pada waktu itu bersana-sama membabat menuju kearah Utara dari pusat Pemerintah pada waktu yang ditumbuhi pohin jati yang lebat secara bersama-sama membabat hutan tersebut yang melahirkan nama Pajaten asal sebutan dari Pajatian / Tempat Jati.
Disitulah mulai penataan Pemerintahan yang agak sedikit maju, namun demi mengenang nama dan jasa mereka meskipun tempat tersebut didaerah Pajaten, Pemerintahan tersebut diberi nama aslinya yaitu Pasirmuncang, tempat semula mereka kerena lebih tinggi tempatnya maka disebut Pasirmuncang Tonggoh, yang sampai sekarang ada diantaranya bagi pendatang baru mereka mengenal Desa Pajaten, karena terkenal kelebatannya pohon Jati, seperti halnya konon Sindang Kasih karena banyak ditumbuhi pohon Maja.
Menelusuri kerah Barat daya dari pusat Pemerintahan sekarang yaitu ada tempat yang namanya Samaya, yang sekrang adalah merupakan sumber / gudangnya penghasilan Buah Khususnya bagi Desa Pasirmuncang yang konon menurut sejarahnya pada waktu itu utusan dari daerah Cirebon yang mencari pohon Maja yang kebetulan sudah langka yaitu Majalengka sekarang, sempat sampai ke daerah Samaya tersebut yang artinya sama-sama tidak ada/ Sami Teu Aya ( Sunda ),
yang sampai sekarang disebut abadi Samaya, demikian pula karena masih ada Mukjijatnya atau karena Hikmahnya pendatang tersebut sampai sekarang suka ada yang kesasar tidak tahu arah.
Itulah sekilas pandang dan Asal-usul Desa Pasirmuncang beserta nama-nama berbagai tempat yang ada di wilayah Desa Pasirmuncang, adapun unsur-unsur lain yang belum dan sekiranya masih dapat dibuktikan dari kami bisa ditulis lebih lanjut.hal tersebut dikarenakan kemampuan kami yang terbatas.